Dewatering untuk bangunan penutup sungai

Dewatering untuk bangunan penutup sungai

Yang dimaksud dengan dewatering pada bangunan penutup sungai ini misalnya pada bangunan/ pekerjaan bendungan. Dalam melaksanakan pekerjaan bendungan biasanya membutuhkan waktu pengerjaan yang cukup panjang (lama), terkadang bisa melalui beberapa musim.
Pekerjaan dewatering pada dasarnya, dilakukan pada musim kemarau, yaitu pada saat debit sungai terkecil, sehingga aka memperingan proses pekerjaan dewatering (pengeringan). Tetapi karena tuntutan pekerjaan dan schedule pelaksanaan, sering pekerjaan dewateringmasih perlu dilakukan pada musim hujan, ketika debit  sungai sudah mulai membesar. Dalam hal ini cofferdam dibuat dalam dua tahap yang cukup untuk menanggulangi musim kemarau dengan debit kecil pada tahap awal, dan pada tahap berikutnya dibuat cofferdam yang lebih tinggi.

Bila selama tahap pertama pekerjaan dapat diselesaikan di atas muka air, maka cofferdamtahap kedua tidak perlu dibuat.

Cofferdam tahap I dipersiapkan pada debit sungai terkecil :

dewatering
Cofferdam tahap I

Cofferdam tahap II dipersiapkan sebelum debit sungai membesar :

dewatering
Cofferdam tahap II
Dalam proyek bendungancofferdam dibuat pada dua tempat, yaitu pada bagian/ sisi hulu (upstream) dan pada bagian hilir (down stream). Daerah di antara keduanya itulah yang akan dilakukan pekerjaan dewatering untuk pelaksanaan badan bendungan. Ini berarti bahwa sungai ditutup sepenuhnya selama proses pelaksanaan  proyek bendungan.

Oleh karena itu sebelum cofferdam-cofferdam ini dibangun, harus dipersiapkan terlebih dahulu pengalihan sungai atau river diversion.

River diversion dapat berbentuk dua janis, tergantung hal-hal yang mempengaruhinya, yaitu terutama kondisi lapangan yang ada.
Jenis-jenis tersebut adalah :
  1. Diversion Channel, berbentuk saluran terbuka (saluran pengelak).
  2. Diversion tunnel, berbentuk saluran tertutup (terowongan pengelak).
Kedua jenis river diversion itu harus direncanakan dapat menampung debit sungai selama pelaksanaan pekerjaan dewatering.

Tunnel diversion banyak digunakan pada pekerjaan dewatering untuk bendungan, karena kondisi kanan kiri bendungan berbentuk bukit, sehingga untuk membuat saluran pengelak harus menggunakan terowongan yang menembus bukit.

Terowongan pengelak sering juga dimanfaatkan sebagai saluran pelimpah (spill way tunnel) pada akhir pekerjaan bendung. Pada awalnya terowongan difungsikan sebagai saluran pengelak saat pelaksanaan pembuatan badan bendungan, dan di akhir pekerjaan difungsikan sebagai bangunan pelimpah (tunnel spill way)
Bila difungsikan sebagai spillway, maka kemampuan debit terowongan harus disesuaikan dengan debit spillway yang diperlukan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini