Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Dinding Penahan (Retaining Wall)

Gambar
Dinding Penahan (Retaining Wall)      K onstruksi dinding penahan merupakan salah satu jenis konstruksi sipil yang berfungsi untuk menahan gaya tekanan  aktif lateral suatu tanah maupun air. Oleh karena itu suatu konstruksi dinding penahan haruslah direncanakan dan dirancang agar aman terhadap gaya-gaya yang berpotensi menyebabkan kegagalan struktur.  Pada prinsipnya dinding penahan menerima gaya-gaya berupa momen guling, gaya berat sendiri, gaya lateral tanah/air aktif -pasif, gaya gelincir/ sliding  dan gaya angkat  (uplift ). Dengan demikian kestabilan suatu konstruksi dinding penahan harus dirancang agar dapat menahan gaya-gaya tersebut.         Dinding penahan dalam praktik konstruksi sipil memiliki banyak jenis tergantung dari aplikasi dan kasus yang akan digunakan baik untuk menahan tekanan tanah pada tebing/ slope, timbunan/ embankment , konstruksi  sub structure /basement , kolam tampungan retensi/ pond , konstruksi pembendung air, penahan transpor sedimen pada sun

Dewatering untuk bangunan penutup sungai

Gambar
Dewatering untuk bangunan penutup sungai Yang dimaksud dengan  dewatering  pada bangunan penutup sungai ini misalnya pada bangunan/ pekerjaan  bendungan . Dalam melaksanakan pekerjaan  bendungan  biasanya membutuhkan waktu pengerjaan yang cukup panjang (lama), terkadang bisa melalui beberapa musim. Pekerjaan  dewatering  pada dasarnya, dilakukan pada musim kemarau, yaitu pada saat debit sungai terkecil, sehingga aka memperingan proses pekerjaan  dewatering  (pengeringan). Tetapi karena tuntutan pekerjaan dan  schedule pelaksanaan , sering pekerjaan  dewatering masih perlu dilakukan pada musim hujan, ketika debit  sungai sudah mulai membesar. Dalam hal ini  cofferdam  dibuat dalam dua tahap yang cukup untuk menanggulangi musim kemarau dengan debit kecil pada tahap awal, dan pada tahap berikutnya dibuat  cofferdam  yang lebih tinggi. Bila selama tahap pertama pekerjaan dapat diselesaikan di atas muka air, maka  cofferdam tahap kedua tidak perlu dibuat. Cofferdam  tahap I dipersiap
Gambar
KEREB Y ang dimaksud dengan kereb adalah penonjolan atau peninggian tepi perkerasan atau bahu jalan, yang terutama dimaksudkan untuk keperluan-keperluan drainase, mencegah ketegasan tepi perkerasan. Pada umumnya kereb digunakan pada jalan-jalan di daerah perkotaan, sedangkan untuk jalan-jalan antar  kota  kereb hanya dipergunakan jika jalan tersebut direncanakan untuk lalu lintas dengan kecepatan tinggi atau apabila melintasi perkampungan.            Berdasarkan fungsi dari kereb, maka kereb dapat dibedakan atas : ·    Kereb peninggi ( mountable curb ), adalah kereb yang direncanakan agar dapat didaki kendaraan, biasanya terdapat di tempat parkir di pinggir jalan/jalur lalu lintas. Untuk kemudahan didaki oleh kendaraan maka kereb harus mempunyai bentuk permukaan lengkung yang baika.  Tingginya berkisar antara 10 – 15 cm. ·       Kereb penghalang ( barrier curb ), adalah kereb yang direncanakan untuk menghalangi atau mencegah kendaraan meninggalkan  jalur lalu lintas,
Gambar
PENGARUH MUATAN BERLEBIH (OVERLOAD) TERHADAP UMUR RENCANA PERKERASAN JALAN Di jalan raya banyak ditemuakan kendaraan yang bermuatan lebih, akan menyebabkan kerusakan dini pada perkerasan jalan dan akan mengurangi umur rencana perkerasan jalan. Berdasarkan hal tersebut perlu dianalisa pengaruh muatan lebih terhadap umur rencana perkerasan jalan. Untuk mengetahui seberapa besar penurunan umur rencana dan sisa umur rencana jalan dilakukan analisa dan perhitungan data timbang muatan sumbu terberat (MTS) di lapangan, mengetahui sumbu dan distribusi beban kendaraan, menganalisa perhitungan lintas ekivalen rencana (LER) muatan normal, lalu lintas harian rata-rata awal umur rencana (LHRo), lalu lintas harian rata-rata ahir umur rencana (LHRn), lintas ekivalen permulaan (LEP)umur rencana, lintas ekivalen akhir umur rencana (LEAn), lintas ekivalen tengah (LET), lintas ekivalen rencana (LER), perhitungan lintas ekivalen rencana (LER) akibat muatan lebih di lapangan, menghitung LHR akhir
Gambar
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN RAYA  Lalulintas Rencana A. Persentase Kendaraan pada Lajur Rencana. Jalur Rencana (JR) merupakan jalur lalulintas dari suatu ruas jalan raya yang terdiri daris satu lajur atau lebih, jumlah lajur berdasarkan lebar jalan dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini: Koefisien distribusi kendaraan (C) untuk kendaraan ringan dan berat yang lewat pada jalur rencana ditentukan menurut table 3.3 dibawah ini : B. Angka Ekivalen (E) Beban Sumbu Kendaraan Angka ekivalen (E) masing-masing golongan beban sumbu (setiap kendaraan) ditentukan menurut rumus daftar dibawah ini : a. Angka Ekivalen sumbu tunggal: b. Angka Ekivalen sumbu ganda: Selain menggunakan rumus diatas, penentuan angka ekivalen dapat ditentukan melalui Tabel yang telah dikeluarkan oleh Bina Marga seperti yang terlihat pada Tabel 3.4. C. Perhitungan Lalulintas harian lalu lintas dan rumus rumus lintas ekivalen a. lalu lintas harian rata rata (LHR) s